Gunung Raung adalah sebuah gunung yang besar dan unik, yang berbeda dari
ciri gunung pada umumnva di pulau Jawa ini. Keunikan dari Puncak Gunung
Raung adalah kalderanya yang sekitar 500 meter dalamnya, selalu berasap
dan sering menyemburkan api. G. Raung termasuk gunung tua dengan
kaldera di puncaknya dan dikitari oleh banyak puncak kecil, menjadikan
pemandangannya benar-benar menakjubkan. Selain itu gunung ini juga
terletak di paling ujung pulau jawa bahkan keindahan gunung ini dapat
kita lihat dari pulau dewata bali, tepatnya ketika kita berada di pantai
Lovina Singaraja Bali Utara pada akhir siang atau ketika sunset di
Lovina Beach. Keindahan gunung raung ini akan terlihat indah. Jajaran
pegunungan di timur pulau jawa ini memiliki keindahan yang sangat unik.
Gunung ini terletak di Kab. Banyuwangi Jawa Timur. Gunungapi raksasa ini
muncul di sebelah timur dari suatu deretan puing gunungapi yang berarah
baratlaut – tenggara. Di Puncaknya terdapat sebuah kaldera yang
berbentuk elips dan terdapat kerucut setinggi kurang lebih 100 m.
Rute Pendakian
Untuk mendaki G. Raung, paling mudah adalah dari arah Bondowoso. Dari
Bondowoso terus menuju desa Sumber Wringin dengan menggunakan Colt
melalui Sukosani. Perjalanan diawali dari desa Sumber Wringin melalui
kebun pinus dan perkebunan kopi menuju Pondok Motor atau Pos pendaki
dimana kita dapat menjumpai seorang juru kunci yang bernama Pak Serani.
Ada seorang lagi penduduk desa ini yang rumahnya juga sering ditumpangi
para pendaki yaitu Pak Sahati.
Pos-pos perhentian yang akan kita lewati adalah sbb:
- Pondok Motor
- Pondok Sumur
- Pondok demit
- Pondok Mayit
- Pondok Angin
Di Pondok Motor kita dapat menginap dan beristirahat, kemudian kita
dapat melanjutkan perjalanan ke puncak yang membutuhkan waktu sekitar 9
jam. Dari Pondok Motor, kita akan melewati perkebunan kopi, hutan pinus,
hutan cemara, terus sampai di dataran tempat dimana kita dapat
berkemah. Perjalanan dilanjutkan melalui padang alang-alang (sekitar 1
jam perjalanan), Hutan gunung ini terdiri dari pohon glentongan,
arcisak, takir dan lain-lain. Setelah pendakian selama 2 jam atau
sekitar 1300 – 1400 m pendaki akan menemukan jalan berkelok dan naik
turun sampai ketinggian sekitar 1500 - 1600 m. Di daerah ini mulai
terlihat pohon cemara lalu pendakian diteruskan menuju pondok sumur
(1750 M).
setelah itu pendakain akan mulai sulit dan sudut pendakian mulai
membesar dan jalur pendakian kurang jelas karena hanya semak-semak dan
kemudian terus mendaki selama 3 jam hingga dicapai Pondok Demit.
Kemudian pendaki harus mendaki lagi selama sekitar 8 jam hingga dicapai
batas hutan, yang dikenal dengan nama Pondok Mantri atau Parasan pada
ketinggian sekitar 2900 – 3000 m. di tempat inilah pendakian
beristirahat untuk berkemah. Selanjutnya menuju puncak Gunung Raung yang
sedikit berpasir dan berbatu-batu. Dari tempat berkemah menuju puncak
G. Raung, hanya diperlukan waktu sekitar 2 (dua) jam saja. Sedangkan
perjalanan turun, memakan waktu sekitar 7 jam.
Puncak G. Raung ini berada pada ketinggian 3.332 m dari permukaan laut
dan sering bertiup angin kencang. Sesungguhnya masih ada puncak yang
lebih tinggi lagi, namun kita tidak dapat mendaki ke sana, sebab selain
tidak ada jalan juga hutannya masih terlalu lebat. Dalam perjalanan ke
Puncak G. Raung, tidak ada mata air. Sebaiknya untuk air dipersiapkan di
Sumber Wringin atau di Sumber Lekan. Untuk mendaki G. Raung tidak
diperlukan ijin khusus, hanya saja kita perlu melaporkan diri ke aparat
desa di Sumber Wringin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar